Sikap pesimistis akan tegaknya kembali khilafah
Islamiyah di muka bumi ini,masih dimiliki oleh
sebagian kaum muslimin di negeri ini. Bahkan tak
jarang sikap ini berlanjut kepada sikap sinis dan
peremehan kepada gerakan pejuangan penegakan kembali
Khilafah Islamiyah. Tak sedikit pula dari mereka yang
mengatakan bahwa khilafah Islamiyah adalah utopia.
Memang benar, Khilafah Islamiyah akan menjadi hal yang
utopis, jika hanya diomongkan saja sambil lalu atau
tidak diperjuangkan. Tetapi jika khilafah islamiyah
diperjuangkan dengan sungguh-sungguh dan teguh pada
prinsip perjuangan, maka khilafah islamiyah adalah
sebuah keniscayaan. Bagi orang yang yakin akan janji
ALLAH Swt dan mampu mengabstraksikan apa yang terjadi
hari ini untuk masa depan maka tegaknya khilafah
Islamiyah adalah semua keharusan dan bukan mimpi.
Optimisme ini muncul bukan tanpa alasan. Setidaknya
ada beberapa alasan yang menguatkan keyakinan ini :
1. Allah SWT berulang kali menegaskan janji-Nya bahwa
kemenangan akan dapat diraih oleh orang yang menolong
(agama) Allah dengan berupaya menegakkan
hukum-hukum-Nya di muka bumi ini. Allah SWT
memfirmankan :
“Apabila kalian menolong (agama) Allah, maka (pasti)
Allah akan memberi kalian kemenangan.” (Qs. Muhammad
[47]: 7).
Selain itu, Allah SWT mengabarkan bahwa Daulah
Khilafah Islamiyah akan tegak lagi. Padahal Allah SWT
adalah Dzat Maha Tahu, dan mustahil dusta. Di antara
kabar syar’i tersebut adalah:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang
beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal
shalih (diantaranya berjuang menegakkan Islam di muka
bumi) bahwa Dia sungguh pasti menjadikan mereka
berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa. Dan sungguh Dia
pasti meneguhkan bagi mereka dien yang telah
diridlai-Nya (Islam) untuk mereka. Dan Dia benar-benar
akan menukar keadaan mereka mereka dalam ketakutan
menjadi mana sentausa, (dengan syarat) mereka tetap
menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Aku. Dan siapa saja yang (tetap) kafir
sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik.” (Qs. An-Nuur [24]: 55).
Rasulullah SAW bersabda:
“Telah datang suatu masa kenabian atas kehendak Allah
kemudian berakhir. Setelah itu akan datang masa
Khilafah Rasyidah sesuai dengan jalan kenabian, atas
kehendak Allah, kemudian akan berakhir. Lalu, akan
datang masa kekuasaan yang terdapat di dalamnya banyak
kezhaliman, atas kehendak Allah, kemudian berakhir
pula. Lantas, akan datang zamannya para diktator
(mulkan adludan), atas kehendak Allah, akan berakhir
juga. Kemudian (terakhir), akan datang kembali masa
Khilafah Rasyidah yang mengikuti jalan kenabian.” [HR.
Imam Ahmad dan Al Bazzar].
Dalam sejarah tercatat, bahwa shahabat pernah bertanya
kepada Nabi SAW: “Ya, Rasulullah, kota manakah yang
akan lebih dahulu ditundukan, Konstantinopel ataukah
Roma?” Rasulullah pun menjawab: “Kota Heraklius
(Konstantinopel) yang akan ditundukan terlebih
dahulu.” [HR. Ahmad dan Ad Darmi].
Sejarah mencatat bahwa Konstantinopel pernah
ditundukan oleh pasukan kaum muslimin tahun 1453 M.
Sekarang namanya Istambul, di Turki. Sementara, Roma
belum pernah ditaklukan. Jadi dengan janji Allah Swt,
Roma akan ditaklukan kelak ketika khilafah kembali
tegak.
Berdasarkan semua ini, setiap muslim yang benar-benar
yakin kepada janji Allah SWT sadar betul bahwa
Khilafah akan kembali. Sungguh Allah telah mengabarkan
hal ini kepada seluruh umat manusia.
2. Secara faktual, sebuah ideologi memiliki sifat
menggunguli ideologi lainnya. Ketika sebuah ideologi
semakin lama semakin menguat maka ideologi lainnya
akan semakin lama akan semakin melemah. Dan akhirnya
Ideologi yang diremehkan itu akan mendapatkan kemenangannya. Realitas
menunjukkan bahwa ideologi sosialisme saat ini telah
hancur. Dan ideologi kapitalisme sedang banyak
diprotes bahkan oleh pendukungnya sendiri karena
kebobrokannya yang nampak dimana-mana. Kehancuran
akibat penerapan ideologi kapitalismepun semakin jelas
didepan mata. Disisi lain, tambal sulam antara
kapitalis dan sosialismepun terus terjadi sebagai
indikasi bahwa kapitalis sedang mengalami pembusukan
yang akan berakhir pada jurang kehancuran.
Pada saat yang sama, semangat keislaman kaum muslimin
semakin jelas terlihat. Kaum muslimin semakin berani
untuk menunjukkan identitasnya sebagai seorang muslim.
Muslimah dengan jilbabnya di tempat umum, buku-buku
islam semakin digemari, pengajian dimana-mana,
tuntutan penerapan syariat semakin nyaring terdengar
dan para pengemban dakwah bermunculan dimana-mana
dengan gagahnya. Kaum muslimin semakin banyak yang
menyadari bahwa keislaman mereka harus diterapkan
dalam kehidupan mereka. Islam adalah the way of life
mereka.
Ini adalah indikasi bahwa ideologi Islam yang dulu
pernah terpuruk akibat konspirasi jahat barat dengan
menghancurkan khilah islamiyah pada tahun 1924, sedang
berjalan menuju kebangkitannya. Semakin lama semakin
terlihat kekuatannya. Sehingga tidak aneh jika ini
memunculkan kekhawatiran barat akan kemenangan
ideologi Islam dengan khilafahnya. Munculnya
tuduhan-tuduhan terorisme, fundamentalisme, ataupun
ekstrimis yang semakin gencar tidak lain hanya
menunjukan ketakutan mereka yang mengunung akan
kembalinya umat Islam pada kemuliaan dan kemenangannya
dengan berdirinya khilafah sebagai implementasi dari
Ideologi Islam yang dicontohkan Rasul dan telah
tercatat dalam sejarah selama 12 abad. Disisi lain
kapitalisme terus berjalan menuju titik nol ( 0 )
3. Secara historis : sejarah membuktikan bahwa
perubahan yang besar seperti berkobarnya revolusi dan
berdirinya negara bukanlah hal yang utopis apalagi
mustahil.
Tahun 1848 Karl Marx dan Engels mencetuskan ide
Komunismenya dengan manifesto komunisnya, dan
masyarakat menyambut dingin. Mungkin saja saat itu
masyarakat berfikir bahwa negara komunis adalah
utopis.Namun, setelah terus diupayakan dan berkobar
Revolusi Bolshevik, tegaklah negara Uni Soviet tahun
1917. Terbuktilah bahwa negara komunis bukan utopis.
Juga saat Indonesia dijajah Belanda, tidak terbayang
kita akan dapat “merdeka” setelah 350 tahun dijajah
Belanda. Bagi sebagian orang atau bahkan mungkin
kebanyakan orang, “merdeka” dari Belanda adalah
utopis. Tapi realitasnya, Belanda berhasil diusir oleh
orang-orang yang berjuang dengan sungguh-sungguh dan
penuh keyakinan akan keniscayaannya.Kemudian
berdirilah apa yang disebut-sebut dengan Republik
Indonesia.
Jadi sesuatu yang dikatakan utopis oleh seseorang
belum tentu memang benar utopis. Sebab, bisa jadi
sikap utopisnya itu lahir dari tipisnya keimanan yang
ada pada dirinya, sempitnya wawasan yang dimilikinya
dalam memandang realitas sejarah dan realitas
kekinian, ketakmampuannya merumuskan idealitasnya
dalam konsep dan metode yang jelas, serta
ketidakbecusannya dalam mewujudkan visi-visinya.
Khilafah adalah pasti bukan utopis, apalagi Khilafah
Islamiyah sudah tercatat dengan tinta emas dalam
sejarah kehidupan kaum muslimin. Sungguh, bukanlah
hal yang tak mungkin untuk mengulang kembali sejarah
Indah itu. Kebangkitan Khilafah Islamiyah hanyalah
tinggal menghitung hari.